Tulisan berjalan

Selamat datang... semoga anda mendapatkan yang diinginkan :)untuk apresiasi kami, kakak boleh kok klik iklan google adsense nya, insyaAllah gak bahaya, malah kakak bantu kami dapet duit gaketang dikit, semoga rejeki kakak melimpah

Thursday, June 12, 2014

Unsur Kimia Nutrien Dalam Mikrobiologi



Materi Kuliah Mikrobiologi Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Pendata: Nur Anisa (1314121125)
Publikator blog: M. Ikhwan Alrasyid (1314121107)





Unsur Kimia Nutrien


1.       C, H, O, N, P, S.

-          C merupakan penyusun utama (backbone) senyawa karbohidrat, lemak, dan protein.
Senyawa tersebut menyuplai energi dan berfungsi sebagai backbone komponen sel.
-          N merupakan bagian esensial dari asam amino (penyusun protein).  Prokariot (bakteri) dapat menggunakan Nitrogen atmosfir (fiksasi), sedangkan eukariotik tidak. 
N-anorganik contohnya adalah NO3-, NO2-, dan NH4- .  sedangkan N organik contohnya asam amino atau peptida.

2.       S, H, O, P
-          Sulfur , untuk membentuk asam amino yang mengandung sulfur (Cysteine, Cystine, dan Methionine).
-          Phosphorus (P) merupakan unsur esensial untuk sintesis asam nukleat dan pembentukan ATP.
-          H dan O, terdapat dalam air, bahan nutrien, dan atmosfer.
-          PO43- (ion posfat) dan SO42-  (Sulfat) dapat menjadi unsur utama yang diperlukan mikroba.




Unsur Lain

-          Na+  , penting dalam sistem trans membran sel ( Na+ dibutuhkan enzim permease dalam transfer melibiosa oleh E.choli ).
-          Fe2+ , dibutuhkan oleh enzim sitochrom, katalase dan saksinat dehidrogenase.
-          Trace elements:  Zn2+, Cu2+, Mn2+, MO6+, CO2+.
Dibutuhkan untuk aktivator enzim (Nitrogenase membutuhkan MO6+)

Siklus Hara Dalam Pertanian

Mata Kuliah Mikrobiologi Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Dosen: Ainin Niswati
Hari/Tgl: Kamis/ 12 Juni 2014
Pendata: Nur Anisa (1314121125)
Penerbit blog: M. Ikhwan Alrasyid (1314121107)


Siklus Hara Dalam Pertanian


Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara, seperti sebagai berikut:
1. Ukurannya kecil sehingga mempunyai rasio permukaan: volume yang sangat besar-> memungkinkan         pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat.
2. Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
3. Distribusi keberadaan yang sangat luas.

_________________________________________________________________________________

Nitrifikasi :
NH4 --> NO2 --> NO3

Denitrifikasi:
NO3 --> NO2 --> Udara

NH4 mengalami Nitrifikasi oleh Nitrosomona, Nitrosococus, dan Nirisovibio.
NO2- Menjadi NO3+ oleh Nitrobacter dan Nitrococcus NO3- mengalami denirifikasi menjadi NO2- oleh Pseudamonas Bacillus dan Alcaligenes.
N anorganik dapat diasimilasi oleh mikroorganisme = immobilisasi
_________________________________________________________________________________

Struktur Sulfur

Tanaman menyerap sulfur dalam bentuk SO4- oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter, dan Bacillus.

2H2S  +  O2  --> 2S  +  2H2O
2S  +  2H2O  +  3O2  -->  2SO4^2-  +  4H  +  S2O3^2-

__________________________________________________________________________________

Siklus Fosfor

- Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter, Aerogenes, dapat melarutkan P untuk digunakan tanaman.

- OT menghasilkan polimer organik (P. Fulvic dan Humic) yang mengikat partikel lempung menjadi mikroagregat.


___________________________________________________________________________________


Jenis dan fungsi MO
- Azospilium
- Azotobakter
- Rhizobium
- Bacillus
- Pseudomonas
- Oksidasi

Wednesday, June 4, 2014

Makalah Teori Biaya Produksi








TEORI BIAYA PRODUKSI
(Makalah Pengenalan Ilmu Ekonomi)


Oleh
Muhammad Ikhwan Alrasyid
1314121107






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
________________________________________________________________________




I.                   PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Setiap perusahaan pasti menginginkan laba yang besar dalam usaha produksinya.  Untuk mencapai hal tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan, karena biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan ketika perusahaan hendak menghasilkan suatu produk.
Pemahaman tentang teori produksi sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang.
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.  Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena terkadang ada hal yang sulit diidentifikasikan.

B . Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memahami hal-hal mengenai biaya produksi
2.      Mengetahui macam-macam konsep biaya yang berhubungan erat dengan produksi dan hubungannya satu sama lain.

______________________________________________________________________________




II.                PEMBAHASAN

A.    Biaya Produksi
Biaya produksi dalam pengertian ekonomi ialah semua beban yang harus ditanggung untuk menghasilkan suatu produk yang hendak dijual.  Perusahaan harus membayar semua faktor produksi yang hendak dibawa ke pasar.  Pada prinsipnya, terdapat tiga konsep biaya yang penting dan erat hubungannya dengan produksi, yaitu: biaya total (total cost), biaya rata-rata (average total cost), dan biaya marjinal (marginal cost).  
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang diperlukan untuk sejumlah output tertentu.  Biaya total ini dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap total dan biaya total variabel  (Anonimous, 2014).
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.  Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha.
Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering

disebut biaya oportunis.  Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
 1.       Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
 2.       Bahan-bahan pembantu atau penolong
 3.       Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
 4.       Penyusutan peralatan produksi
 5.       Uang modal, sewa
 6.       Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,     biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
 7.       Biaya pemasaran seperti biaya iklan
 8.       Pajak
( Holifah, 2013)

B.       Konsep Biaya
Konsep biaya yang penting antara lain:
1.      Biaya Total (TC)
Biaya total adalah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.  Biaya ini terdiri dari :
-          Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC)
Biaya yang besarnya tidak berubah dengan berubahnya output
-          Biaya Variabel Total (Total Variable Cost/TVC)
Yaitu biaya yang selalu berubah dengan berubahnya output yang diproduksi. Rumus hubungan antara ketiganya adalah:  TC = TFC + TVC.
2.      Biaya Rata-rata (Average Cost/AC)
Yaitu biaya produksi total dibagi dengan output yang dihasilkan (biaya per unit output).
Biaya ini terdiri dari:
-          Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah output, TFC/Q.
-          Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost/ AVC)
Adalah jumlah biaya variabel total dibagi dengan output, TVC/Q.
            Sehingga Biaya Rata-rata (AC) = AFC + AVC.

3.      Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC)
Yaitu perubahan biaya total akibat kenaikan output sebesar satu unit.
MC = TC/Q
MC = TVC/Q
MC = TVC/Q + TFC/Q



Kurva Biaya Total, Biaya Rata-rata, dan Biaya Marjinal.

C.        Hubungan Antar Kurva-Kurva Biaya

Berkaitan dengan kedua kurva diatas, antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya rata-rata maupun dengan kurva biaya variabel rata-rata terdapat hubungan tertentu. Hubungan itu adalah:
1.      Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
2.      Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti  kalau kurva MC diatas AVC, maka kurva AVC sedang menaik).

Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC dipotong oleh kurva MC dititik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC.  Secara singkat, hubungan itu dapat dikatakan bahwa kurva biaya marginal senantiasa memotong kurva biaya rata-rata dari bawah dan tepat melalui titiknya yang terendah   (Aicholas, 1995).
Ketika produk rata-rata maksimum, maka biaya variabel rata-ratanya (AVC) akan minimum.  Kemudian dengan harga-harga faktor variabel tetap, jika produk marjinal meningkat, maka biaya marjinal (MC) menurun   (Rosyidi, 2005).








III.             KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini antara lain adalah:
1.      Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk dapat menghasilkan suatu barang / produksi.
2.      Pada prinsipnya terdapat tiga konsep biaya yang penting dan erat hubungannya dengan produksi yaitu: biaya total, biaya rata-rata, dan biaya marjinal.
3.      Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap.
4.      kurva biaya marginal senantiasa memotong kurva biaya rata-rata dari bawah dan tepat melalui titiknya yang terendah.








DAFTAR PUSTAKA


Aicholas, Walter. 1995. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta Barat: Bima Pusara Aksara
Anonimous. 2014. Panduan Praktikum Pengantar Ilmu Ekonomi. Lampung: Universitas Lampung
Holifah. 2013. Teori Biaya Produksi. Holifah21.blogspot.com. diakses pada:        1 Juni 2014 pukul 15.00
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya: PT Rajagrafindo Persada.














 LAMPIRAN














Teori Biaya Produksi

Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan tidak dapat menambah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain, dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian dari faktor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu memang diperlukan.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi  dan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis : biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Pengeluaran yang tergolong sebagai biaya tersembunyi antara lain adalah pembayaran untuk keahlian keusahawanan produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran seperti itu, adalah dengan melihat pendapatan yang paling tinggi diperoleh apabila produsen itu bekerja diperusahaan lain, modalnya dipinjamkan atau diinvestasikan dalam kegiatan lain, dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.

A.     BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK
Didalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu : (i) jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya, dan (ii) jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi mengalami perubahan. Dalam bagian ini akan dibuat analisis mengenai biaya produksi dalam jangka pendek. Sedangkan biaya produksi dalam jangka panjang akan diuraikan dalam bagian pembahasan selanjutnya.

BERBAGAI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK
Tabel 10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam Tabel 10.1 tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya, sedangkan faktor-faktor produksi lain jumlahnya tetap. Apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka biaya produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Dan apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang dikeluarkan untuk memeprolehnya adalah tetap nilainya. Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan menjadi dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.
Analisis mengenai biaya produksi akan memperhatikan juga tentang (i) biaya produksi rata-rata yang meliputi biaya produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya produksi berubah rata-rata, dan (ii) biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi. Berikut ini secara lebih terperinci diterangkan arti dari berbagai jenis pengertian biaya produksi diatas, dan selanjutnya dijelaskan pula cara menghitung nilainya.

BIAYA TOTAL DAN JENIS BIAYA-BIAYA TOTAL
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep Biaya Total dibedakan kepada tiga pengertian : Biaya Total (Total Costs), Biaya Tetap Total (Total Fixed Costs), dan Biaya Berubah Total (Total Variable Costs). Berikut ini diterangkan arti dari ketiga konsep tersebut.
1.      Biaya Total (TC)
Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dinamakan biaya total. Kolom (5) dalam Tabel 10.1 menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen pada berbagai jumlah tenaga kerja yang digunakan. Biaya produksi total atau biaya total (Total Costs) didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC dari perkataan Total Fixed Costs) dan biaya berubah total (TVC dari perkataan Total Variable Costs). Dengan demikian, biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
TC = TFC + TVC
2.      Biaya Tetap Total (TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total. Membeli  mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Dalam Tabel 10.1 besarnya biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3) adalah Rp. 50.000,-
3.      Biaya Berubah Total (TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan sebersar Rp. 50.000,-. Bahan-bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh sebab itu perbelanjaan diatas bahan mentah semakin bertambah. Dalam analisis biasanya biaya untuk memperoleh bahan mentah diabaikan. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan. Berdasarkan kepada permisalan ini, biaya berubah total ditunjukkan dalam kolom (4).

BIAYA RATA-RATA DAN MARJINAL
Dalam analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya rata-rata dan marjinal. Biaya rata-rata dapat dibedakan kepada tiga pengertian : Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Costs), Biaya Berubah Rata-rata (Average Variable Costs) dan Biaya Total Rata-rata (Average Total Costs). Konsep biaya lain yang perlu dipahami adalah : Biaya Marjinal atau Marginal Cost. Definisi dan arti setiap konsep tersebut dan contoh perhitungannya diterangkan dalam uraian dibawah ini.
1.      Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yanh diperoleh adalah biaya tetap rata-rata. Denga demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata (AFC) adalah :
AFC = TFC/Q
2.      Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memperoduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus :
AVC = TVC/Q 

3.      Biaya Total Rata-rata (AC)
Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata. Nilainya dihitung menggunakan rumus dibawah ini :

AC = TC/Q
AC = AFC + AVC


                                                                    
4.      Biaya Marjinal (MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian, berdasarkan pada definisi ini, biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus :
MCn = TCn - TCn-1

MC = TC/Q

Dimana :
MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n,
TCn adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n dan
TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n-1.

Akan tetapi pada umumnya prtambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi.

Sumber: http://niia1993.blogspot.com/2013/03/teori-biaya-produksi.html