Tulisan berjalan

Selamat datang... semoga anda mendapatkan yang diinginkan :)untuk apresiasi kami, kakak boleh kok klik iklan google adsense nya, insyaAllah gak bahaya, malah kakak bantu kami dapet duit gaketang dikit, semoga rejeki kakak melimpah

Wednesday, June 15, 2016

Laporan Pengaruh Hormon Giberelin GA3









PENGARUH HORMON GIBERELIN (GA3) TERHADAP DAYA KECAMBAH Calopogonium caeruleum
(Tugas Paper Fisiologi Tumbuhan)






Oleh
Muhammad Ikhwan Alrasyid
1314121107








logo unila.jpg









JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015






I.                   PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Kita sering melihat green cover crop atau pupuk hijau pada tanaman perkebunan seperti sawit dan karet.  Biasanya, tumbuhan yang digunakan untuk covercrop adalah tanaman kacang-kacangan,  paling sering digunakan adalah Calopogonium caeruleum.  Selain mudah perawatannya, tanaman Calopogonium caeruleum ini dapat berguna sebagai pakan ternak saat sudah tidak ingin digunakan.  Namun tanaman ini  mempunyai benih yang berkulit tebal.  Hal ini merupakan salah satu kendala dalam pembibitan legum ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (Plant growth regulator) giberelin (GA3).

Giberelin (GA3) berperan dalam pembentangan dan pembelahan sel, pemecahan dormansi biji sehingga biji dapat berkecambah, mobilisasi endosperm cadangan selama pertumbuhan awal embrio, pemecahan dormansi tunas, pertumbuhan dan perpanjangan batang, serta perkembangan bunga dan buah. Wattimena (1992) menyatakan giberelin eksogen yang umum digunakan dan tersedia di pasaran adalah GA3 (giberelin-3), yang dikenal juga dengan nama asam giberelat.

Walaupun saat ini telah diketahui tumbuhan dapat menghasilkan GA3 sendiri, akan tetapi jumlah yang dihasilkan sendiri oleh tumbuhan tersebut belum cukup untuk merangsang perkecambahan terutama untuk biji berkulit keras.  Perendaman dengan GA3 terhadap biji yang berkulit keras perlu dilakukan untuk mempercepat proses perkecambahan. Perendaman biji yang lebih lama diharapkan akan meningkatkan zat pengatur tumbuh yang diserap biji sehingga dapat mempercepat perkecambahan dan meningkatkan persentase perkecambahan yang
mengakibatkan pertumbuhan juga akan meningkat.  Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh hormon giberelin (GA3) terhadap daya kecambah Calopogonium caeruleu.

1.2    Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan kali ini adalah:
1.      Mengetahui pengaruh tinggi konsentrasi giberelin GA3 bagi daya berkecambah benih Calopogonium caerule
2.      Mengetahui pengaruh lama perendaman benih Calopogonium caeruleum   pada giberelin GA3.























II.                TINJAUAN PUSTAKA




Calopogonium caeruleum merupakan salah satu jenis legum yang dimanfaatkan
sebagai tanaman pakan dan tanaman penutup tanah di lahan perkebunan karet
atau kelapa sawit. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan India
Barat dan daerah tropika Amerika Selatan bagian timur.  Sekarang, C. caeruleum
sudah tersebar meluas di daerah tropika basah dan dimasukkan ke Asia Tenggara
pada tahun 1940 (Mannetje dan Jones, 1992).  Calopogonium caeruleum  mempunyai kulit tebal.  Hal ini merupakan salah satu kendala dalam pembibitan legum ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (Plant growth regulator) giberelin (GA3).

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi yang rendah dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Davies, 1995). Salah
satu zat pengatur tumbuh yang sering digunakan adalah giberelin yang banyak
berperan dalam mempengaruhi berbagai proses fisiologi tanaman. Hopkin (1995)
melaporkan bahwa giberelin berperan dalam pembentangan dan pembelahan sel,
pemecahan dormansi biji sehingga biji dapat berkecambah, mobilisasi endosperm
cadangan selama pertumbuhan awal embrio, pemecahan dormansi tunas, pertumbuhan dan perpanjangan batang, perkembangan bunga dan buah, pada
tumbuhan roset mampu memperpanjang internodus sehingga tumbuh memanjang.
Wattimena (1992) menyatakan giberelin eksogen yang umum digunakan dan
tersedia di pasaran adalah GA3 (giberelin-3), yang dikenal juga dengan nama asam giberelat.

Walaupun saat ini telah diketahui tumbuhan dapat menghasilkan GA3 sendiri, akan tetapi jumlah yang dihasilkan sendiri oleh tumbuhan tersebut belum cukup untuk merangsang perkecambahan terutama untuk biji berkulit keras.  Perendaman dengan GA3 terhadap biji yang berkulit keras perlu dilakukan untuk mempercepat proses perkecambahan. Perendaman biji yang lebih lama diharapkan akan meningkatkan zat pengatur tumbuh yang diserap biji sehingga dapat mempercepat perkecambahan dan meningkatkan persentase perkecambahan yang
mengakibatkan pertumbuhan juga akan meningkat.  Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh hormon giberelin (GA3) terhadap daya kecambah dan vigoritas Calopogonium caeruleu.

























III.             METODOLOGI



3.1    Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah timbangan, pipet mikro, kamera, gelas ukur, mistar, cangkul, jangka sorong dan ajir.  Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah bahan yang dibutuhkan adalah biji
Calopogonium, GA3, alkohol, akuades, polybag, tanah kebun, pasir, kapas, pupuk kandang dan furadan.

3.2    Metode

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama konsentrasi GA3 (G) terdiri dari 6 taraf G0 = 0 ppm, G1 = 100 ppm, G2 = 200 ppm, G3 = 300 ppm, G4 = 400 ppm, G5 = 500 ppm. Sedangkan faktor ke dua adalah lama perendaman, terdiri dari 3 taraf yaitu T1 = 6 jam, T2 = 12 jam dan T3 = 24 jam. Untuk masing-masing perlakuan digunakan sebanyak 10 biji Calopogonium caeruleum. Sehingga percobaan ini terdiri dari 18 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian meliputi (i) pembuatan larutan GA3; (ii) pemilihan biji; (iii) persiapan media tanam; (iv) penanaman biji, dan (v) pemeliharaan tanaman.

2.2.1  Pembuatan larutan GA3

GA3 sebanyak 1 g dilarutkan dengan menambahkan sedikit alcohol 70% ke dalam labu takar 1000 ml, kemudian ditambahkan akuades sampai volume akhir 1000 ml, sehingga didapatkan GA3 dengan konsentrasi 1000 ppm sebagai larutan stok.  Kemudian untuk mendapatkan GA3 yang diperlukan sesuai perlakuan, maka dilakukan pengenceran dari larutan stok. 

2.2.2 Pemilihan Biji

Biji Calopogonium caeruleum yang digunakan dipilih biji yang mempunyai viabilitas/daya kecambah tinggi yaitu biji yang matang dan utuh.

2.2.3  Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah kebun yang dicampur pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Sebelum dimasukkan kedalam polibag berukuran 25 x 30, media tersebut dibersihkan dari kotoran seperti daun-daunan dan lainnya. Setiap polibag berisi 3 kg.

2.2.4  Penanaman Biji

Biji dikecambahkan dengan direndam dalam larutan GA3 dengan lama dan konsentrasi sesuai dengan masing-masing perlakuan. Biji ditugalkan ke dalam media tanam yang sudah dipersiapkan.  Setiap polibag berisi 10 biji Calopogonium caeruleum. Setelah semua berkecambah, kemudian dipilih bibit yang paling baik pertumbuhannya yang akan dijadikan sampel yang akan diamati.

2.2.5  Pemeliharaan Tanaman

Tahapan ini meliputi penyiraman, penyiangan serta pemberantasan hama dan penyakit.  Penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau tergantung kondisi pada saat itu. Penyiraman dilakukan menggunakan volume air yang sama. Penyiangan
dilakukan apabila ada gulma yang tumbuh. Parameter yang diamati meliputi daya
kecambah (%) dan vigoritas benih (%). Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik, menggunakan analisis sidik ragam(ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.



















































IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN






4.1  Hasil Percobaan

Adapun Hasil dari percobaan ini adalah:
sjjsssm.PNG



4.2  Pembahasan

Dari hasil analisis keragaman di atas, dapat dilihat bersama bahwa interaksi konsentrasi GA3 dan lama perendaman menunjukan pengaruh yang nyata terhadap perkecambahan Calopogonium caeruleum.  Uji jarak berganda Duncan  menunjukkan bahwa pada konsentrasi GA3 500 ppm dengan lama perendaman 24 jam menghasilkan persentase perkecambahan yang tertinggi yaitu sebesar  57,33%.  Terlihat bahwa pada perlakuan konsentrasi GA3 dan waktu perendaman yang lain hasilnya berbeda, namun rata-rata data semakin besar konsentrasi GA3 dan semakin lama waktu perendaman, maka presentasi perkecambahan pun semakin tinggi.  Konsentrasi giberelin 500 ppm dengan lama perendaman 24 jam merupakan konsentrasi yang optimal dalam merangsang perkecambahan biji Calopogonium caeruleum. Konsentrasi giberelin ini merupakan konsentrasi yang maksimal yang diberikan pada perlakuan. Demikian juga halnya dengan waktu lama perendaman.

Giberelin yang berada di luar tanaman akan mengubah level giberelin dalam tanaman yang terdapat dalam biji, level ini menjadi faktor pemicu terjadinya proses perkecambahan.  Menurut Kamil (1982), asam giberelin didifusikan ke lapisan yang menjadi tempat dibuatnya enzim-enzim hidrolitik (alfa amilase,protease, beta gluconase, fosfatase).  Enzim-enzim hidrolitik kemudian berdifusi ke endosperm menjadi gula, asam-asamamino dan lain-lain. Zat-zat ini semua yang merangsang pertumbuhan dari embrio biji tersebut.  Selain itu, Wilkins (1989) menyatakan giberelin juga dapat meningkatkan enzim proteinase yang mengubah protein menjadi asam amino dan enzim lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang larut.

Menurut Abidin (1987) perendaman benih dalam larutan giberelin dapat menyebabkanterjadinya pelunakan kulit benih. Sehingga kulit benih tersebut lebih permeable terhadap air dan oksigen.  Kulit benih yang lebih tipis akan memudahkan benih menyerap larutan giberelin. Dengan masuknya giberelin ke dalam benih, maka pembentukan enzim alfa amylase untuk mengubah pati menjadi gula pun akan semakin cepat.












V.                KESIMPULAN



Kesimpulan dari pengamatan percobaan kali ini adalah:
1.      Interaksi konsentrasi GA3 dan lamaperendaman memperlihatkan pengaruhyang nyata (P<0,05) terhadap persentase perkecambahan (daya berkecambah Calopogonium caeruleum.
2.      Perlakuan yang terbaik dalam menghasilkan persentase perkecambahan Calopogonium caeruleum tertinggi adalah G5-T3 (GA3 500 ppm dengan lama perendaman 24 jam) yaitu sebesar 57,33%.





















DAFTAR PUSTAKA




Abidin Z. 1987. Ilmu Tanaman. Angkasa. Bandung.

Davies PJ. 1995. Plant Hormones. Kluwer Academic Publisher. Dordrecht.

Hopkin WG. 1995. Introduction to Plant Physiology. Jhon Wiley & Sons, Inc. Singapore.

Kamil J. 1982. Teknologi Benih. Angkasa. Bandung.

Kusumo S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Yasaguna. Jakarta

Mannetje L and Jones RM. 1992. Plant Resources of South East Asia. No. 4. Forages. PROSEA. Bogor. Indonesia

Wattimena GA. 1992. Bioteknologi Tanaman. PAU Bioteknologi IPB. Bogor.

Wilkins MB. 1989. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Sutedjo, M dam A.G. Kartasapoetra.ia.Jakarta.