CINTA
ITU ASAM MANIS
Pagi itu ketika mentari mulai memberikan semangat di cahayanya, aku
pun turut memulai aktivitas ku dengan penuh semangat. Sekolah, itulah
kesibukanku dikarenakan tugasku sebagai pelajar.
Tidak seperti biasanya, hari ini guru matematika ku tidak berangkat,
yang menyebabkan aku hanya duduk melamun melihat adik-adik kelas sepuluh dua
yang sedang berolah raga.
Ketika sedang asyik melihat aktivitas mereka, tiba2 mataku terhenti
pada sosok gadis manis yang terlihat lebih cantik dari yang lainnya, lalu
kuperhatikan tingkahnya dan membuat naluri ku bangkit untuk mendekatinya. Namun
hal itu urung ku lakukan karena guru yang kukira tidak berangkat ternyata
datang.
Keesokan harinya
kembali aku mencari wanita itu dengan mendatangi kelasnya. Aku tidak berani
menyapanya langsung,karena jantungku selalu berdetak kencang saat aku
melihatnya. Yang aku takutkan bisa bisa aku pingsan jika berbicara dengan dia.
“ eh itu anak kelasmu kan?” tanya ku pada seorang anak di kelas itu, “ya, emangnya
kenapa? Suka ya?” tanyanya mengejek, “ namanya?” tanya ku lagi yang tak ingin
basa basi. “ namanya Ami, rumahnya di Intan raya, mau nomer hape nya kagak?”
dengan jelasnya dia menjawab. “ boleh-boleh, buruan!” jawabku dengan terburu-buru
karena bel sudah berbunyi. Setelah mendapatkan nomernya aku pun kembali kekelas
dengan berlari.
Malamnya , aku pun
memulai misi ku mendapatkan gadis bernama Ami tersebut dengan menghubungi
nomernya. Tak seperti dugaan ku ternyata Ami menanggapiku dengan penuh antusias.
Hari berganti hari,
malam berganti malam, tanpa sadar aku pun merasa semakin dekat dengan Ami,
mungkin aku benar2 sudah jatuh hati kepadanya. Akhirnya aku pun berinisiatif
untuk menyatakan cintaku kepadanya, namun aku memang membutuhkan waktu yang tepat.
Setelah kufikirkan,
kini tibalah saat yang tepat untuk menyatakan cinta padanya yakni dikantin saat
hanya tinggal aku dan dia yang tersisa. “mi”sapaku, Ami pun menjawab dengan halus “ya kak?”,
“tadi malem km gak keluar rumah ya?” tanyaku kalem, “ iya kok kakak tau?”
tanggap Ami, “ soalnya malem ini gelap banget, karena bulannya gak keluar!”
kataku dengan penuh hasrat dan percaya diri, “ yeh kakak gombal ah” kata Ami
sembari tersenyum malu. “ mi, aku suka sama kamu” kataku sembari memandangnya
dengan tatapan berharap, “ hah, masak kak?” tanya Ami heran, “ iya mi, kakak
sayaaaang banget sama kamu, kamu mau gak jadi pacar kakak?” tanya ku dengan
jantung yang berdebar-debar. “ Pikir-pikir dulu ya kak, ntar malem Ami kasih
jawabannya” jawabnya dengan ekspresi bingung, masih dengan jantung berdebar aku
pun berkata” iya udah deh, tapi gimana cara kamu kasih tau kakak tentang
perasaan kamu?”, dia pun menjawab “ entar malem aku sms kakak, kalau aku sms
mawar berarti di terima tapi kalau duri berarti di tolak ya kak?” dan aku pun
menjawab “ oke, kakak tunggu ya”.
Kami pun kembali kekelas masing-masing, jantung ku masih berdebar
kencang memikirkan jawaban apa yang akan dia beri.
Malam pun tiba , kini
saat aku membaca smsnya. Jantungku kembali berdebar kencang menunggu jawabannya
yang tak kunjung datang. Tiba- tiba aku dikejutkan dengan suara hape ku yang keras,
aku pun mengambilnya dengan penuh harapan. “ malem kakak, maaf ya membuat kakak
menunggu, jujur aku masih bingung dengan jawaban apa yang pantas aku kasih ke
kakak, tapi karena janjiku untuk menjawabnya malam ini, akku pun mengambil
keputusan bahwa , maaf ya kak aku gak bisa jawab mawar”. Lemas badanku, sakit
hati ku membaca sms nya. Dengan penuh kekecewaan aku pun kembali ke kamar dan
tertidur.
Pagi itu aku masih
teringat jawabannya tadi malam, namun aku harus tetap tegar, tidak cengeng
karena aku adalah anak lelaki. Aku pun berniat berangkat ke sekolah dan
menyiapkan peralatanku, ketika ku lihat hape ku, ternyata terdapat satu pesan
diterima, aku pun membukanya. “ selamat pagi kakak, aku mau ngelanjutin yang
tadi malem nih, setelah difikir2 ternyata aku juga gak bisa loh jawab duri”.
Dengan kaget dan penasaran aku pun membalas sms nya “ lha terus gimana?”,
setelah menunggu agak lama akhirnya datang balasannya “ ya kakak kan tau pohon
mawar itu berduri dan menyakitkan jika durinya terkena kita ketika memetiknya,
namun disamping itu pohon tersebut memiliki bunga mawar indah yang membuat kita
berusaha mengambilnya walaupun kita tahu dia punya duri”, aku masih bingung
dengan jawabannya, “ jawaban adek apa dong?” , kutunggu lagi jawabannya dan
akhirnya datang balasannya “ iya kak, aku mau jadi pacar kakak”. Aku pun loncat dari tempat ku berdiri,
berlari memeluk adikku, dan berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dan
senyuman..
Setelah berbulan bulan
menjalani kisah dengan Ami penuh dengan bahagia hingga tiba saat suatu malam
saat aku dengar bahwa Ami kabur dari rumah, saat itu aku kaget dan bingung
sebenarnya apa yang terjadi, aku disuruh datang kerumahnya.
Bagai terkena badai
tornado, bagai tersambar petir, dan terkena letusan gunung krakatau aku
terkejut bukan kepalang, ketika mendengar kabar bahwa Ami kabur karena dia berbadan
dua, ya benar jadi selama kami menjalin kebersamaan dia telah mengandung, bukan
aku yang melakukan, tapi mantan nya mantan yang telah merusaknya, juga merusak
kebahagiaan ku, aku pun lemas dan entah apa yang bisa kulakukan. Sampai tiba
saat ketika kudengar dia telah menikah dengan mantan yang menghamilinya itu ,
aku hanya bisa menarik nafas dan bersabar, mungkin inilah jalan sang Kuasa, Dia
menginginkan aku untuk mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Ami, terima
kasih Tuhan.
Dan untuk Ami, nikmatilah apa yg telah kau perbuat, sakit memang apa
yang aku rasakan tapi aku tahu bahwa aku akan mendapatkan hal yang jauh lebih
membahagiakan dari pada menjalani kasih bersama mu. Selamat tinggal Ami...
create by : Muhammad ikhwan alrasyid
No comments:
Post a Comment