Tulisan berjalan

Selamat datang... semoga anda mendapatkan yang diinginkan :)untuk apresiasi kami, kakak boleh kok klik iklan google adsense nya, insyaAllah gak bahaya, malah kakak bantu kami dapet duit gaketang dikit, semoga rejeki kakak melimpah

Sunday, May 11, 2014

Makalah Pestisida dan Lingkungan






PESTISIDA DAN LINGKUNGAN
(Makalah Ekologi Pertanian)



Oleh
M. Ikhwan Alrasyid    1314121107
M. Sofarizano. K        1314121109
Rindang Wicaksono    1314121150






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
.....................................................................................................................................................................

 

I.                   PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang

Dewasa ini, pestisida sangat marak digunakan oleh para petani untuk terus meningkatkan hasil pertanian mereka. Namun terkadang, terdapat pemikiran keliru dalam menggunakan pestisida. Ada yang berfikir bahwa semakin banyak menggunakan pestisida, maka tanaman mereka akan semakin aman dari hama tanpa memikirkan dampaknya bagi lingkungan sekitar. Misalnya, dengan menggunakan insektisida secara berlebihan, serangga hama memang dapat dibasmi olehnya, namun serangga dan organisme lain yang tidak mengganggu tanaman pun ikut mati, baik karena terkena insektisida itu, maupun karena kekurangan mangsa.
Dampak penggunaan pestisida yang besar tersebut akan terus membesar jika tidak segera ditanggulangi, terutama di Indonesia yang rata-rata bermatapencaharian sebagai petani. Bayangkan jika semua petani di Indonesia menggunakan pestisida secara berlebihan dan tidak sesuai takaran? Akan jadi bagaimana alam kita yang indah ini.


B.       Tujuan 

Adapun tujuan diangkatnya tema pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui dampak dari penggunan pestisida terhadap lingkungan.
2.    Mengetahui batasan-batasan penggunaan pestisida.
3.    Mengetahui cara lain dalam mengendalikan hama selain pestisida.


 ..................................................................................................................................................................



II. PEMBAHASAN


A.      Pengertian Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu (hama). Nama ini berasal dari pest  (hama) yang diberi akhiran -cide  (pembasmi). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikroba yang dianggap mengganggu.
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Berdasarkan Konvensi Stockholm mengenai Polutan Organik Persisten, 9 dari 12 senyawa kimia organik berbahaya berasal dari pestisida.

B.       Pemanfaatan

Pestisida juga digunakan untuk mengendalikan keberadaan hama yang diyakini membahayakan. Misal nyamuk yang dapat membawa berbagai penyakit mematikan seperti virus Nil Barat, demam kuning, dan malaria. Pestisida juga ditujukan kepada serangga yang dapat menyebabkan alergi seperti lebah, tawon, semut, dan sebagainya.
 Insektisida atau pestisida untuk serangga, digunakan di peternakan dalam mencegah kehadiran serangga yang mampu menularkan penyakit dan menjadi parasit. Pestisida bisa juga digunakan dalam pengawetan makanan, seperti mencegah tumbuhnya jamur pada bahan pertanian dan mencegah atau membunuh tikus yang biasa memakan simpanan hasil pertanian.
Herbisida digunakan dalam transportasi seperti membunuh gulma di pinggir jalan dan trotoar. Tumbuhan dan hewan invasif juga dapat ditanggulangi dan dicegah dengan pestisida. Herbisida dan algasida telah digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan alga dan tumbuhan air di perairan. Hama seperti rayap dan jamur dapat merusak struktur bangunan yang terbuat dari kayu.
Pestisida dapat menyelamatkan usaha pertanian dengan mencegah hilangnya hasil pertanian akibat serangga dan hama lainnya. Di Amerika Serikat, diperkirakan setiap dolar yang dikeluarkan untuk pestisida menyelamatkan empat dolar uang yang dapat hilang karena hama. Studi lainnya menemukan bahwa tanpa penggunaan pestisida, hasil pertanian dapat turun sekitar 10%. Studi lainnya yang

dilakukan pada tahun 1999 menemukan bahwa pelarangan pestisida di Amerika Serikat dapat menyebabkan kenaikan harga pangan, hilangnya lapangan pekerjaan, dan meningkatnya penderita kelaparan.
Di tahun 2006 dan 2007, dunia telah menggunakan setidaknya 5.2 miliar pon pestisida dengn herbisida merupakan porsi terbesar, mencapai 40%, diikuti insektisida 17%, dan fungisida 10%. Di tahun yang sama, Amerika Serikat menggunakan 1.1 miliar pon pestisida. Saat ini terdapat 155 juta bahan aktif yang terdaftar sebagai pestisida yang dapat digunakan bersama-sama untuk membentuk 20000 jenis produk pestisida. Diperkirakan pasar ini akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 52 miliar pada tahun 2019.

C.       Dampak Bagi Lingkungan

Penggunaan pestisida ternyata meningkatkan jumlah permasalahan pada lingkungan. Lebih dari 90% insektisida dan 95% herbisida yang disemprotkan menuju ke tempat yang bukan merupakan target. Arus pestisida terjadi ketika pestisida yang tersuspensi di udara sebagai partikel terbawa oleh angin ke wilayah lain, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran.
Pestisida merupakan masalah utama polusi air dan beberapa pestisida merupakan polutan organik yang menyebabkan kontaminasi tanah.
Pestisida juga mengurangi keanekaragaman hayati pertanian di tanah sehingga mengurangi laju pengikatan nitrogen,  hilangnya polinator,  menghancurkan habitat (terutama habitat burung),  dan membahayakan satwa terancam. Seiring waktu, spesies hama dapat mengembangkan ketahanan terhadap pestisida sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengembangkan pestisida jenis baru.

D.      Pengganti & solusi

Ada beberapa tumbuhan yang berguna sebagai biopestisida. Sejumlah catatan menyebutkan, lebih dari seribu tanaman berpotensi sebagai pestisida. Minyak atsiri dari tumbuhan-tumbuhan ini punya senyawa aktif yang bisa digunakan sebagai bahan-baku insektisida. Seperti penelitian mengenai keefektifan biopestisida terhadap hama thrips pada kentang yang berusia 45 hari. Penggunaan cengkeh, serai wangi, dan kayu manis sebanyak 2ml, terbukti efektif dalam mengendalikan hama Thrips palmi sebanyak 82%.
Dapat pula digunakan mimba (Azadirachta indica A. Juss.) sebagai pestisida nabati. Mimba dipergunakan sebagai pestisida dengan dua cara, cara pertama memakai serbuk dan dilarutkan ke dalam air. Cara kedua dapat dipakai dengan cara industri, diambil sari pati azadirakhtin 0,8-1,2 %. Menurut peneletian, pestisida nabati dari mimba terhadap ulat jarak (Achea janata) dapat menyebabkan kematian larva hingga 79-100%. Larva ulat grayak (Spodoptea litura) dan ulat tembakau (Helicoverpa armigera) menjadi terganggu pertumbuhan larvanya karena mimba ini.

 .........................................................................................................................................................


KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.        Pestisida adalah cara penganggulangan hama yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan jika digunakan secara berlebihan.
2.        Penggunaan pestisida yang tidak sesuai takaran dapat merusak lingkungan seperti membunuh organisme lain yang bukan hama, serta dapat mencemari air dan udara.
3.        Penggunaan pestisida boleh dilakukan, asal sesuai takaran atau tidak berlebihan.
4.        Senyawa kimia yang sering digunakan dalam pestisida dapat diganti dengan tanaman yang memiliki kandungan minyak astiri dan zat lain yang bisa membunuh hama pengganggu tanaman milik petani tersebut.










 ......................................................................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA


Fardiaz, Dedi. 1989. Kromatografi Gas Dalam Analisis Pangan. Penerbit IPB.  Bandung

Panut, Djojosurmarto. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Penerbit kanisius. Yogyakarta

Sastraatmadja, Entang. 1993. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Alumni. Bandung

Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia. Jakarta

No comments: